Konsep utama dari marketing mix yaitu memastikan pilihan produk tepat, di waktu dan tempat yang tepat, serta dengan harga yang tepat. Marketing mix mengandalkan sejumlah unsur promosi yang dimaksimalkan demi mencapai target penjualan. Mengikuti perkembangan teknologi, marketing mix pun kian mengalami perubahan sehingga jadi lebih fleksibel. Marketing mix penting untuk penjualan, karena jika seluruh unsur marketing mix diterapkan secara konsisten dan terus-menerus tanpa terkecuali, besar kemungkinan target penjualan akan tercapai.
Baca juga : Pengertian Marketing Mix dan Penerapannya dalam Pemasaran
Pengertian Marketing Mix
Strategi pemasaran pasti akan selalu ada di setiap bisnis untuk mempromosikan dan menjual produk atau jasa yang di produksi, namun istilah “marketing mix” baru diciptakan pada pertengahan abad ke-20. Dalam pidato tahun 1953 kepada American Marketing Association, seorang profesor Harvard dan pakar pemasaran Neil Bordon menguraikan tentang apa itu marketing mix dan bagaimana pemasar dapat mengembangkan dan melaksanakan rencana pemasaran yang sukses. Bisnis dapat mengidentifikasi dan mengatur komponen dari marketing mix, sehingga memungkinkan untuk membuat keputusan pemasaran yang menguntungkan. Dan keputusan ini membantu bisnis untuk:
- Meningkatkan kelebihan dan mengatasi kekurangan
- Menjadi lebih kompetitif dan mudah beradaptasi di pasarnya
- Meningkatkan kolaborasi yang menguntungkan antara departemen dan mitra
Baca juga : Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Valuasi serta Cara Menghitungnya
Teknik 7P Marketing Mix
1. Product (Produk)
Produk bisa berupa barang yang berwujud fisik semacam makanan dan pakaian, atau yang bersifat digital berupa aplikasi dan sebagainya. Produk juga termasuk jasa maupun layanan yang dapat ditawarkan oleh perusahaan. Secara teori, produk merupakan segala bentuk yang ditawarkan ke pasar untuk digunakan atau dikonsumsi sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar, yang bisa berupa fisik, jasa, orang, organisasi, ide dan bahkan virtual. Produk adalah hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang akan di jual oleh perusahaan. Produk juga bisa berupa barang yang dibeli oleh perusahaan untuk kemudian dijual kembali kepada konsumen atau customer. Produk atau jasa yang dihasilkan harus memiliki kualitas dan keunikan tersendiri yang mampu meningkatkan daya saing produk atau jasa tersebut di pasaran. Di era digital ini produk tidak terbatas pada produk fisik atau jasa. Anda juga bisa menciptakan produk virtual seperti website, aplikasi, dan semacamnya. Ketika menciptakan produk, perhatikan permintaan (demand) pasar. Maka, lakukan riset produk untuk menemukan apa yang dibutuhkan pasar dan solusi apa yang bisa ditawarkan. Untuk memudahkan melakukan riset pasar, berikut ertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab:
- Apa masalah yang dihadapi konsumen?
- Solusi (produk) apa yang bisa ditawarkan?
- Bagaimana konsumen akan menggunakan produk?
- Apa keunikan dari produk yang ditawarkan?
Banyak bisnis yang gagal di tengah jalan karena buruknya kualitas riset produk yang dilakukan di awal. Banyak pebisnis terjebak pada menciptakan produk yang hanya mengandalkan ide subjektif, tanpa riset. Membuat produk yang tidak diinginkan konsumen adalah faktor kegagalan terbesar kebanyakan perusahaan rintisan (startup). Jadi pastikan produk yang dibuat dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan.
Baca juga : Apa itu Hostname Dan Bagaimana Cara Membuat Hostname?
2. Price (Harga)
Harga yang dimaksud adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh user atau klien untuk mendapatkan produk. Seseorang akan membeli barang jika pengorbanan yang dikeluarkan (yaitu uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang ia ingin dapatkan dari produk barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Jadi fokuslah pada bagaimana caranya penjual dapat membuat pelanggan atau calon pembeli potensial merasa pengeluarannya sesuai dengan apa yang dia dapat, atau dalam istilahnya disebut “worth it”. Harga merupakan uang yang dikeluarkan konsumen untuk sebuah produk. Harga yang terlalu rendah bisa membahayakan keberlangsungan bisnis, namun harga yang terlalu tinggi juga akan menyurutkan minat pembeli. Maka, temukan titik yang paling tepat di mana konsumen tidak merasa keberatan dan bisnispun akan tetap bisa berjalan. Dalam ilmu ekonomi terdapat istilah Break Even Price, yaitu harga terkecil yang bisa dipasang pada produk agar bisnis tidak merugi. Untuk mendapatkan nilai break even price ada rumus tersendiri, yaitu
(Total Fixed Cost/Production Volume)+Variable Cost Per Unit = Break Even Price
- Total Fixed Cost : biaya keseluruhan pembuatan produk (termasuk ongkos material, ongkos tenaga, dan ongkos lain-lain seperti alat tulis kantor, marketing, dll)
- Production Volume : jumlah keseluruhan produk yang dibuat
- Variable Cost Per Unit : biaya pembuatan satu buah produk
Namun, break even price disini belum mendatangkan keuntungan bagi bisnis. BEP adalah titik aman yang tidak merugikan bisnis, maka untuk mendapatkan keuntungan perlu menambahkan sekian rupiah lagi dari break even price.
Baca juga : Cara Install dan Konfigurasi Staging WordPress
Jika calon pembeli potensial telah memiliki pemikiran bahwa ia merasa pengeluaran yang akan dikeluarkan sebanding dengan apa yang ia dapatkan, mereka akan segera datang ke toko atau mengunjungi product page di website dan membeli barang yang diinginkannya. Ada beberapa pertanyaan mendasar yang bisa ditanyakan sebelum mematok harga dari produk dan jasa yang akan ditawarkan, yaitu sebagai berikut:
- Berapa biaya produksi yang harus ditanggung untuk membuat produk atau melaksanakan layanan yang ditawarkan tersebut?
- Kira-kira seberapa nilai dari produk yang dihargai oleh customer nantinya?
- Apakah penjual berpikiran bahwa sedikit pengurangan harga jual bisa meningkatkan jumlah keinginan pasar?
- Apakah harga dari suatu produk bisa tetap dalam jangkauan seperti pada kompetitor bisnis? (Jangan sampai kompetitor bisa menjual produk serupa dengan harga yang jauh lebih murah, karena produk atau layanan yang ditawarkan pasti nantinya tidak akan laku)
Baca juga : Aplikasi Website Builder Profesional Terbaik dan Gratis
3. Saluran Distribusi (Place)
Place adalah lokasi fisik tempat berjalannya bisnis atau kanal distribusi untuk mencapai target pasar. Sedangkan saluran distribusi adalah berbagai kegiatan atau upaya apapun yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produk atau jasanya mudah diperoleh atau tersedia di tangan konsumen maupun pelanggannya. Tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat, maka kemudahan akses maupun ketersediaan produk pada outlet yang tepat juga harus diperhatikan oleh setiap perusahaan. Sebuah bisnis memerlukan lokasi penjualan yang ideal untuk bisa menjangkau target pasar dengan mudah. Unsur marketing mix ini mencakup kantor pusat, gudang, pabrik, toko fisik, kantor cabang, hingga toko cabang, yang tidak harus ditempatkan dalam satu lokasi. Pilih lokasi yang ideal dengan mempertimbangkan fungsi dan biaya. Saat ini place tidak terbatas hanya pada lokasi fisik, namun pertimbangkan juga internet sebagai tempat berjualan, mulai dari media sosial, marketplace, hingga website toko online. Berikut beberapa pertanyaan mendasar yang perlu dijawab terlebih dahulu sebelum mengembangkan eksekusi distribusi:
Baca juga : Cara Mengatasi Error 502 Bad Gateway di Website
- Di mana klien atau potential buyer mendapat atau mencari produk yang mereka inginkan? (Bagi e-commerce atau bisnis online, atau dengan pertanyaan yang lebih spesifik, yaitu di social media mana target pasar biasa mencari suatu ragam produk)
- Bagaiman cara yang bisa dilakukan untuk mengakses berbagai saluran distribusi yang ada dan ingin dipakai?
- Apa perbedaan atau keunggulan strategi saluran distribusi bisnis dibandingkan dengan para kompetitor?
Setiap platform berjualan di internet memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Misal, marketplace memungkinkan penjual untuk menjangkau konsumen lebih banyak. Namun, ada banyak regulasi yang harus dipatuhi dan pembagian keuntungan. Sedangkan website toko online, tidak terikat regulasi apa pun karena website toko online dikelola secara mandiri. Keuntungan yangh didapat semuanya masuk ke kantong penjual, dan penjual memiliki kebebasan lebih serta tidak perlu berbagi keuntungan. Namun, penjual harus melakukan semuanya secara mandiri, dari membuat produk hingga promosi.
Baca juga : Cara Aman Saat Melakukan Transaksi Online
4. Promotion (Promosi)
Promotion atau promosi adalah segala upaya untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan produk. Promosi dapat dilakukan menggunakan berbagai macam media, dari website, media sosial, surat kabar, radio, televisi, digital ads, media online, video online, hingga podcast. Promosi adalah sebuah upaya persuasi (bujukan atau dorongan) untuk mengajak para konsumen maupun calon konsumen untuk membeli (atau menggunakan) produk maupun jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Berikut beberapa elemen yang dapat perusahaan optimalkan terkait promosi:
· Salesperson, merupakan orang-orang yang melakukan penawaran produk maupun jasa yang ditawarkan oleh perusahaan ke target pasar atau orang-orang.
· Public Relation, adalah orang-orang yang bertanggungjawab untuk menjaga nama baik perusahaan, sekaligus menjalankan fungsi branding bagi perusahaan sehingga brand dikenal oleh banyak orang secara positif.
· Periklanan, merupakan segala macam promosi yang dipublikasikan melalui berbagai saluran media. Tentukan saluran media apa yang tepat sesuai karakter produk dan kebutuhan pasar baik itu televisi, koran, radio atau baliho.
Lalu mengenai pola kebiasaan konsumen, biasanya dipengaruhi oleh sisi rasional ataupun emosional dari mereka sebagai manusia. Emosional ini bisa berarti keterikatan akan suatu produk yaitu munculnya perasaan bangga dari sugesti atau pengaruh penilaian yang ada di lingkungan sekitarnya. Sedangkan sisi rasional dapat berupa segala pertimbangan terkait harga, akses atau juga kemudahan mendapatkan layanan atau produk yang ditawarkan untuk mereka.
Baca juga : Aplikasi Website Builder Profesional Terbaik dan Gratis
5. People (SDM)
People yang dimaksud di sini adalah sumber daya manusia (SDM) yang menjalankan bisnis, dari direktur sampai staf, yang merupakan aset terpenting dalam bisnis. Faktor SDM berperan penting dalam membuat suatu kemajuan atau bahkan kemunduran dari suatu perusahaan. Maka, berbagai perusahaan berlomba-lomba untuk mencari kandidat pekerja terbaik, bahkan rela membayar lebih untuk menyewa pihak pencari kerja independen yang sudah ahli dalam mencarikan kandidat pekerja bagi perusahaan. Persaingan yang semakin ketat juga menuntut perusahaan memperlakukan para pegawai atau karyawannya sebagai asset perusahaan yang berharga. Kultur kerja yang menarik dan cenderung santai biasanya dijadikan nilai lebih yang dibanggakan oleh suatu perusahaan untuk membuat para pekerjanya loyal dan maksimal dalam bekerja. Berikut perlakuan yang diterapkan perusahaan yang berkultur kerja baik:
- Perusahaan menyediakan sarana dan pimpinan tim yang mampu meningkatkan/ mengembangkan kemampuan kerja karyawannya, tidak hanya memacu karyawan untuk memenuhi target.
- Perusahaan berlaku adil terhadap setiap karyawan tanpa kecuali.
- Perusahaan melakukan kewajibannya dan menghargai hak karyawannya.
- Perusahaan memberikan apresiasi bagi karyawan yang telah bekerja dengan baik.
Hasil yang akan didapatkan oleh setiap perusahaan dengan menjadikan para karyawannya sebagai aset berharga adalah mendapatkan performa yang baik maupun loyalitas tanpa batas dari karyawannya. Hal ini yang akan menjadikan suatu perusahaan kokoh (kuat teamwork-nya) dan mendapatkan citra baik pula di masyarakat. Kultur kerja yang baik juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi calon pekerja potensial lainnya. Salah dalam memilih SDM bisa berakibat fatal pada bisnis, karena rekrutmen yang buruk adalah faktor kedua terbesar dalam kegagalan sebuah perusahaan rintisan. Rekrutmen yang buruk bisa berakibat buruk pada perusahaan dalam aspek:
- Rugi secara finansial.Proses rekrutmen membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk menemukan orang yang kompeten. Jika merekrut orang yang salah tentu biaya rekrutmen tersebut tidak menghasilkan apa pun bagi perusahaan.
- Berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan.Ada dua kemungkinan dalam hal ini. Pertama, orang yang direkrut tidak memiliki kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Kedua, meskipun orang itu mempunyai kompetensi, perilakunya menghambat kerja tim.
- Bisa juga berakibat buruk pada reputasi bisnis. Terutama apabila orang tersebut mengisi posisi yang langsung berhubungan dengan konsumen. Tidak adanya kompetensi atau dengan perilaku yang buruk bisa memberikan kesan buruk pada konsumen yang ia hadapi. Jadi, pastikan SDM dikelola dengan baik.
Baca juga : Subjek Email yang Menarik untuk Promosi dan Contohnya
6. Process (Proses)
Process adalah prosedur, mekanisme, atau alur yang perlu dilakukan konsumen untuk menggunakan layanan. Proses disini merupakan urutan pelaksanaan atau kejadian yang saling terkait yang kemudian bersama-sama mengubah masukan menjadi keluaran. Pada perusahaan produsen, pelaksanaan ini dapat dilaksanakan oleh manusia atau mesin dengan menggunakan berbagai sumber daya yang ada. Yang perlu diperhatikan dari proses adalah kesabaran, konsistensi, dan kontinuitas dalam mengelola atau mengembangkan bisnis, serta pembuatan SOP yang jelas bagi sistem kerja di perusahaan dan perlu mengkomunikasikannya dengan baik pada seluruh pegawai agar mereka dapat melaksanakan seluruh SOP-nya dengan baik tanpa kendala.
Singkatnya, process adalah pengalaman konsumen dari awal mengetahui produk sampai melakukan pembelian. Konsumen dapat mengetahui produk, baik dari media sosial, digital ads, blog, atau media lainnya. Ketika konsumen tertarik membeli produk, mereka harus melakukan order. Proses ini terus berlangsung sampai konsumen menggunakan barang atau layanan yang dibelinya. Produk atau layanan yang ditawarkan juga harus konsisten, karena inkonsistensi produk akan merusak pengalaman konsumen dan kemungkinan terburuknya konsumen tidak mau menggunakan produk/layanan tersebut lagi.
Baca juga : Skill yang Dibutuhkan untuk Menjadi Seorang Web Developer
7. Packaging (Kemasan)
Perbaikan kecil dalam kemasan atau tampilan eksternal dari produk maupun layanan seringkali dapat menyebabkan reaksi yang sama sekali berbeda dari pelanggan, dan bisa jadi penentu. Sehubungan dengan kemasan perusahaan, produk atau layanan, penjual juga harus memikirkan segala hal yang dilihat pelanggan sejak kontak pertama yang mungkin terjadi dengan perusahaan hingga sepanjang proses pembeliannya. Bukti fisik bisa berwujud dalam bentuk logo, brosur, souvenir, akses untuk menghubungi customer service, seragam karyawan, event, dan website resmi. Seringkali konsumen memerlukan bukti fisik agar semakin yakin untuk memutuskan membeli produk Anda atau tidak. Kemasan mengacu pada cara produk atau layanan muncul dari luar, dan mengacu pada orang-orang di perusahaan serta bagaimana mereka berpakaian dan berperilaku saat berinteraksi dengan pihak luar. Ini juga bisa mengacu pada kantor, ruang tunggu, brosur, korespondensi dan setiap elemen visual tentang perusahaan. Semuanya dapat memengaruhi tingkat kepercayaan pelanggan kepada brand.
Baca juga : Strategi SEO Terbaik untuk Website di Berbagai Industri
Jika Anda pebisnis yang menjual produk/jasa apapun dan ingin meningkatkan penjualan bisnis, maka Anda perlu memiliki situs website toko online untuk mempromosikan produk. Anda dapat membuat website toko online di Jasa Pembuatan Website Toko Online Profesional. Dengan bantuan dari jasa pembuatan website akan membatu anda untuk mewujudkan situs website yang di dambakan.
Terimakasih dan semoga bermanfaat… Salam sukses untuk kita semua 🙂