Saat ini, media sosial menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia sehari- hari. Paltform ini dinilai ampuh untuk melepas penat atas kesibukan yang melelahkan, membagikan pengalaman dengan banyak orang, bahkan menjadi sarana yang paling cepat untuk mendapatkan informasu terupdate. Salah satu media sosial yang paling sering digunakan tersebut adalah media sosial instagram. Aplikasi ini adalah tempat bagi banyak orang untuk meluangkan banyak waktunya, mencari berbagai konten yang sangat digemari. Instagram juga merupakan aplikasi untuk membagikan konten dengan basis foto, gambar, atau desain menarik. Maka, banyak para pegiat digital marketing yang menjadikannya sebagai sarana untuk melakukan pemasaran. Biasanya, mereka akan mengarahkan brand dan penjualannya pada beberapa individu yang lebih spesifik dan sesuai dengan kriteria brand perusahaannya. Namun, saat ini masih banyak pemasar yang masih kurang mendalami cara terbaik dalam menggunakan media sosial tersebut. Maka, pemahaman terkait Engagement rate sangat penting untuk dimengerti oleh seluruh pihak yang ahli dalam media sosia.
Baca juga : Pengertian dan Keunggulan Virtualisasi KVM
Engagement rate adalah sebuah istilah yang sering terlintas di benak banyak pengguna media sosial. Istilah ini digunakan sebagai alat dalam mengukur keterlibatan followers atau pengikut dalam suatu akun media sosial, yang memiliki beragam fungsi untuk keperluan digital marketing. Ketika media sosial memiliki banyak followers di sosial media, dengan engagement rate yang rendah. Artinya postingan di akun tersebut tidak begitu berkesan bagi audiens. Yang mengakibatkan, info penting yang ingin diberikan melaluiu media sosial, tidak sampai kepada para pembaca. Dan kampanye yang sudah dipersiapkan pun akan sia-sia. Maka, penting sekali untuk membuat postingan yang bisa meningkatkan engagement.
Pengertian Engagement Rate
Engagement rate adalah suatu metrik standar yang dimanfaatkan dalam pemasaran media sosial dalam mengukur performa pada suatu konten di platform media sosial, khususnya di Instagram dan juga Facebook. Indikator ini sangat penting dipahami dan dimengerti oleh para influencer dan digital marketer untuk menilai keterlibatan audiens dengan post yang sudah mereka publikasikan. Singkatnya, Engagement rate adalah metrik untuk mengukur interaksi audiens terhadap konten. Indikator perhitungannya ada beberapa macam, mulai dari berapa lama audiens membaca konten, menyukai, berkomentar, membagikan, melakukan tindakan sesuai perintah (Call to Action), dan lainnya. Jika suatu konten bisa mendapatkan banyak perhatian dari pihak follower, maka pengetahuan publik pada suatu brand akan meningkat secara otomatis. Engagement rate juga bisa digunakan sebagai alat riset, untuk memahami keiinginan audiens berdasarkan jumlah interaksi audiens dengan suatu konten. Hal tersebut bisa dinilai langsung melalui postingan mana yang memiliki jumlah engagement paling banyak atau paling sedikit.
Patokan atau standar engagement rate akun media sosial atau website setiap jenis bisnis berbeda-beda. Jadi, tidak bisa asal membandingkan engagement rate suatu akun dengan bisnis lain. Namun menurut riset, rata-rata engagement rate akun di Facebook adalah 0,09%. Sementara rata-rata engagement rate Instagram sebesar 1,6%. Maka, paling tidak bandingkan akun tersebut dengan kompetitor atau bisnis yang sejenis di media yang sama.
Faktor yang Memengaruhi Engagement Rate
Faktor yang mampu memengaruhi tingkat engagement, nyatanya sangat sulit untuk bisa dipelajarai. Terlebih lagi, tidak ada definisi tertentu terkait audiens yang terlibat karena suatu interaksi akan terus selalu berubah sesuai dengan konteks dan juga media yang digunakannya. Namun, ada beberapa faktor yang mampu memengaruhi Engagement rate berdasarkan platform yang digunakan, yaitu:
- Untuk situs web, faktor yang memengaruhi Engagement rate adalah lama rata-rata pengunjung di sebuah halaman, tampilan halaman rata-rata, scroll depth, bounce rate, jumlah shares dan beragam bentuk konversi.
- Ranah sosial media, faktor yang mempengaruhi:jumlah likes, sharesdan komentar pada setiap kontennya.
- Platform media sosial facebook, faktor yang mempengaruhi: komentar, reaksi, klik, dan shares.
- Linkedin, faktor yang mempengaruhi : post, klik, interaksi, dan pengikut yang diperoleh.
- Instagram, faktor yang mampu mempengaruhi : likes dan komentar.
- Twitter, yang mampu mempengaruhi Engagement rate : retweet, komentar dan likes.
- Pinterest, yang mempengaruhi Engagement rate : likes, komentar dan pins.
- Kampanye email, Faktor yang mampu mempengaruhi : open rates dan click-through rates.
Namun, sebagian besar kampanye multisaluran, biasanya akan melibatkan pengukuran Engagement rate di beberapa media. Setiap digital marketer juga akan mendapatkan informasi apakah strategi pemasarannya sudah menyentuh target atau belum, dengan memantau tingkat keterlibatan audiens. Jika nilai keterlibatan di dalamnya ternyata tidak cukup baik, maka tim pemasaran harus mengubah seluruh konten yang terkandung di dalamnya dengan yang lebih baik, seperti mengubah tone dari konten, pesan yang dimaksudkan, atau bahkan beralih ke media yang lain.
Baca juga : Tips Membuat Halaman Produk Untuk Menarik Minat Pembeli
Alasan Engagement Rate Sangat Diperlukan
Engagement rate mungkin adalah sebuah indikator yang akan memakan banyak waktu para marketer, karena memiliki banyak hal yang harus diperhatikan dalam memanfaatkannya. Namun, indikator tersebut merupakan kunci utama agar suatu brand bisa meledak dan berkembang di media sosial. Selain digunakan untuk alat ukur keberhasilan pada suatu kontenten, Engagement rate juga berfungsi untuk meningkatkan efketivitas performa tim marketing di media sosial. Berikut beberapa manfaat dalam mengetahui tingkat interaksi audiens dengan sebuah akun:
-
Memberikan Pemaparan yang Lebih Jelas Terkait Kegiatan Audiens
Umumnya, orang akan lebih menyukai suatu post karena mereka melihat orang disekitarnya juga melakukan hal serupa. Namun, adanya jumlah likes yang meningkat bukan berarti post tersebut memiliki nilai yang baik di mata audiens. Karena banyak sekali konten yang memiliki jumlah likes tidak terlalu banyak namun banyak dicari di media sosial. Maka, Engagement rate dijadikan suatu alat ukur untuk menyaring kegiatan followers, dengan mengungkapkan apa saja kebutuhan mereka dan berbagai hal yang saat ini memang sedang menjadi tren.
-
Memantau Melihat Kinerja Kompetitor
Contoh sederhananya seperti seorang penyanyi dunia bernama Lady Gaga, yang hanya mempunyai angka Engagement rate sebanyak 0.6% pada tahun 2015 di Facebook. Bahkan, halaman resmi dari Facebook sendiri hanya memiliki Engagement rate sebanyak 0,9% saja. Bisa disimpulkan bahwa beberapa nama besar pun masih bisa melakukan kesalahan dalam hal pemasaranannya sendiri. Maka, Engagement rate bisa dijadikan sebagai alat terbaik untuk menilai performa kompetitor di perusahaan lain. Nilai Engagement rate kompetitor akan tinggi jika kampanye media sosial yang dikerjakannya memang sedang berkembang. Untuk mengecek engagement rate website kompetitor, Anda bisa coba pakai tools dari Similarweb. Caranya, masukkan URL website yang ingin diketahui lalu enter. Jika engagement rate kompetitor baik, maka bisa meniru tipis-tipis strategi pemasaran yang mereka lakukan. Pantau bagaimana kompetitor menyampaikan pesan dan metrik stretegi yang diterapkan setiap harinya. Hal ini berlaku jika kompetitor mengalami jumlah penurunan, pihak marketer bisa melihat apa saja faktor yang membuat pengurangan angka Engagement rate. Contoh, kompetitor memberikan penawaran ebook gratis untuk mendapatkan leads dengan cepat. Maka strategi tersebut bisa ditiru, namun dengan membuatnya lebih menarik.
-
Menilai User Experience
Dalam konteks website, engagement rate yang tinggi menandakan pengguna dapat berinteraksi dengan nyaman di produk atau konten tersebut. Sebaliknya, jika engagement rate kurang baik, kemungkinan ada beberapa elemen dari user experience yang perlu ditingkatkan. Contoh, CTA atau Call to Action yang dipasang sulit ditemukan atau tidak user friendly. Akibatnya, tak ada pengunjung yang klik CTA, dan tujuan campaign gagal tercapai. Maka, tingkatkan lagi elemen dari user experience website. Salah satunya dengan memperbaiki CTA yang lebih menarik.
-
Memantau Efektivitas Campaign
Engagement rate sebuah konten bisa menjadi salah satu indikator keefektifan campaign marketing. Karena, pengguna dapat mengetahui seberapa banyak audiens yang terlibat dan melakukan pembelian. Jika engagement rate masih rendah, kemungkinan campaign kurang diminati. Baik dari segi kontennya, media yang digunakan, atau faktor lainnya. Jadi, lakukan evaluasi dan perbaikan agar konten campaign lebih baik.
Baca juga : Macam- Macam Sumber Penghasilan Blogger
Tips Meningkatkan Engagement Rate
1. Optimasi Kecepatan Loading Website
Dalam konteks website, rendahnya angka engagement rate bisa disebabkan oleh tingginya bounce rate akibat lemotnya website. Misal, lebih dari 40% pengunjung akan meninggalkan website yang loadingnya lebih dari 3 detik. Lebih parahnya lagi, 79% dari pengunjung tidak akan mengunjungi lagi website yang performanya buruk. Maka, tingkatkan performa kecepatan website untuk membuat pengunjung betah dan melakukan interaksi. Berikut beberapa tips untuk meningkatkan performa kecepatan website:
- Optimasi Gambar – banyak mengupload gambar ke website ternyata bisa mempengaruhi performa website. Apalagi jika gambar berukuran besar. Maka, lakukan optimasi gambar dengan cara mengompress dan menggunakan format file JPEG yang lebih kecil.
- Mengaktifkan Caching – caching adalah proses penyimpanan data website di browser secara sementara. Dengan ini, browser tak perlu menghabiskan waktu lama untuk mengakses data website di server. Bisa juga memakai plugin LitespeedCache untuk mengaktifkan caching.
- Hapus Plugin yang Tak Terpakai – terlalu banyak plugin bisa menyebabkan website lemot. Maka hapus plugin yang memang tidak terpakai, dan pilah juga plugin aktif yang dirasa kurang dibutuhkan.
- Pakai Web Hosting Tercepat – kecepatan loading website juga dipengaruhi oleh kualitas hosting yang dipakai. Pastikan hosting telah menggunakan server LiteSpeed yang membuat performa website 12 kali lebih cepat dari server lain.
2. Pastikan Halaman Mobile Friendly
Lebih dari 50% pengunjung website datang dari mobile. Maka, jika website tidak ramah pengguna mobile, pengunjung pasti akan langsung meninggalkan website. Selain mempengaruhi engagement rate, website mobile friendly juga jadi penentu peringkat website di halaman pencari. Jika website belum mobile friendly, maka tujuan untuk menguasai halaman pertama Google jadi sulit tercapai. Berikut beberapa cara untuk membuat website mobile friendly :
- Install tema yang responsif –instalasi tema dapat memudahkan saat membuat website. Namun tak semua tema tidak responsif, maka jangan asal pilih yang desainnya estetik saja.
- Buat menu yang simpel – tampilkan menu yang penting saja, karena kebanyakan menu yang ditampilkan pada perangkat mobile hanya akan membuat pengunjung bingung.
- Pilih font yang tepat– ruang di perangkat mobile terbatas, jadi pastikan memilih font yang simpel dan mudah dibaca.
- Kurangi pop-up– pop-up memang bisa meningkatkan keterlibatan pengunjung. Namun, untuk versi mobile, pastikan pop-up tidak terlalu mengganggu dan sulit ditutup.
- Pakai AMP – Accelerated Mobile Page (AMP) adalah proyek Google yang mampu membuat loading website di mobile lebih cepat.
Baca juga : Tips Mendapatkan Uang Dari Blogger dan Contohnya
3. Membuat Konten yang Berkualitas
Salah satu tanda dari konten yang berkualitas adalah konten yang bisa menjawab pertanyaan audiens secara tuntas. Tambahkan juga gambar pendukung yang menarik pada artikel, agar pembaca tidak bosan dan lelah membaca artikel full teks. Ketahui terlebih dahulu siapa target pembaca, agar menghasilkan artikel yang berkualitas. Misal target pasar adalah seorang pemula, maka perlu menulis artikel dengan penjelasan yang mudah dipahami.
4. Memposting di Jam Terbaik
Bagi yang ingin meningkatkan engagement rate media sosial, maka perlu memposting konten di waktu yang tepat, yaitu ketika target audiens sedang aktif. Berdasarkan riset, waktu terbaik untuk mendapatkan social share di Instagram ialah di jam 9 atau 11 pagi dan jam 2 siang. Ada kemungkinan, target audiens memiliki jam aktif yang berbeda. Maka, jalan terbaiknya adalah melakukan testing postingan. Mulai posting di pagi, siang, sore, dan malam. Lalu lihat hasil interaksi mana yang paling tinggi. Hal ini juga berlaku ketika memposting artikel di blog. Untuk lebih mudah mengetahui hasil analisisnya, bisa lihat di Google analytics.
5. Merespons Komentar Audiens
Jika sudah banyak audiens yang berkomentar di konten, sebisa mungkin dibalas. Balasan yang ditulis ternyata bisa membuat followers merasa diperhatikan dan didengar. Maka, pengguna bisa memiliki pengikut yang loyal. Pengguna tak harus membalas semua komentar yang masuk, apalagi jika komentarnya banyak. Setidaknya, balas komentar yang menarik dan pertanyaan penting untuk dijawab. Maka, pengunjung akan merasa puas mendapatkan informasi yang jelas.
6. Tambahkan CTA yang Menarik
Untuk mendapatkan leads atau conversion, maka perlu menambahkan CTA atau Call To Action di halaman tersebut. Pastikan CTA diletakkan di tempat yang tepat dan mudah dijangkau. Buat juga tombol menarik untuk meningkatkan atensi pembaca.
Baca juga : Cara Kerja dan Pentingnya Sales Funnel dalam Bisnis
Cara Menghitung Engagement Rate
1. Cara Menghitung Engagement Rate Media Sosial
Di media sosial, perhitungan engagement rate postingan akan lebih mudah terlihat. Karena setiap interaksi yang dilakukan oleh followers dianggap sebagai indikator engagement rate. Seperti like, komentar, dan share. Untuk mengukur engagement rate akun media sosial Instagram secara keseluruhan, berikur formulanya:
Engagement Rate (%) = (Jumlah like, comment, dan share / Jumlah Followers) x 100
Atau
Engagement Rate (%) = (Jumlah like + comment / impression) x 100
Formula yang kedua yaitu untuk mengukur engagement setiap postingan agar mengetahui efektivitasnya. Impression adalah jumlah views pada setiap postingan, yang bisa dilihat pada fitur View Insight setiap postingan di akun bisnis Instagram. Untuk lebih mudahnya, bisa menggunakan tools engagement rate calculator online yang tersedia. Caranya, tinggal masukan jumlah like dan comment pada kolom engagement, lalu jumlah followers atau impression di kolom Ad Imps/View OR Users, dan angka 100 di kolom Engagement Rate. Begitu memasukkan angkanya, maka nilai engagement rate bisa langsung didapatkan dengan akurat. Berikut beberapa cara lain untuk menilai dan mengukur engagement rate di media sosial.
-
Engagement Rate By Reach
Perhitungan engagement rate yang dilakukan berdasarkan jumlah reach akan lebih akurat daripada perhitungan berdasarkan followers saja. Karena kenyataannya, tidak semua followers bisa melihat konten yang di publikasikan di media sosial, mereka yang tidak mem follow pun bisa saja melihat konten Anda. Angka reach yang terus berubah-ubah juga dipengaruhi oleh angka ERR pad posrt yang sudah dihitung. Untuk mengukur engagement rate berdasarkan reach, maka bisa menggunakan rumus ER = Total engagements per post / Reach per post x 100.
-
Engagement Rate Impressions
Perhitungan ini sangat sesuai digunakan pada kampanye yang memerlukan perhitungan berdasarkan impresi. Namun, angka impresi ini bisa berubah-ubah dan tidak tetap. Rumus untuk menghitungya adalah ER = Total engagements on a post / Total impressions x 100
Baca juga : Contoh Perusahaan yang Menawarkan Value Proposition dengan Tepat
-
Daily Engagement Rate
Perhitungan jenis ini akan memudahkan untuk mendapatkan kisaran engagement rate per hari, bukan per post. Tapi, cara ini dinilai tidak terlalu akurat karena nantinya akan sulit membedakan satu follower yang engage berulang kali dengan banyak follower yang hanya engage dalam satu kali di hari itu. Rumusnya adalah ER = Total engagements in a day / Total followers x 100
-
Engagement Rate Views
Nilai perhitungan berdasarkan views ini sangat cocok digunakan jika brand atau merk menjadi suatu konten utama dalam meraih engagement. Perlu diketahui bahwa views berbeda dengan unique views. Artinya, 1000 jumlah views yang didapatkan bisa saja berasal dari 300 users yang nonton berulang kali. Untuk menghitungnya, menggunakan rumus ER = Total engagements on video post / Total video views x 100
2. Cara Menghitung Engagement Rate Website
Rumus : Engagement Rate (%) = (Engaged Users / Total users) x 100
Formulanya Hampir sama dengan media sosial, namun untuk mengukur engaged user website, perlu menentukan terlebih dahulu tujuan dari halaman website tersebut. Contoh, saat memiliki artikel blog yang bertujuan untuk mendapatkan subscriber. Berarti pengukuran engaged usernya adalah jumlah pengunjung yang melakukan subscribe setelah membaca artikel dibagi total pengunjung yang membaca artikel tersebut. Ada juga metrik untuk mengukur engagement berdasarkan waktu. Berikut ini metrik pengukurannya:
- Average Visit Duration – persentase waktu kunjungan ke website
- Average Pages/Visit – persentase waktu kunjungan per halaman
- Bounce Rate – persentase pengunjung yang keluar halaman tanpa interaksi
Semua persentase waktu tersebut bisa dilihat melalui Google Analytics. Caranya, tinggal buka menu Audiens > Behavior > Session Quality. Bisa juga melihat kinerja channel marketing yang mengarahk ke website. Misal, melalui trafik organik, paid search, social media, referral, email, dan lainnya.
Baca juga : SEO Tools Terbaik dan Gratis untuk Reset Keyword
Jika Anda pebisnis yang menjual produk/jasa apapun dan ingin meningkatkan penjualan bisnis, maka Anda perlu memiliki situs website toko online untuk mempromosikan produk. Anda dapat membuat website toko online di Jasa Pembuatan Website Toko Online Profesional. Dengan bantuan dari jasa pembuatan website akan membatu anda untuk mewujudkan situs website yang di dambakan.
Terimakasih dan semoga bermanfaat… Salam sukses untuk kita semua ?