Pengertian Subdomain, jenis Dan Cara Membuatnya

Pengertian Subdomain, jenis Dan Cara Membuatnya

Subdomain dan Bagaimana Cara Membuatnya

Dalam proses pembuatan website, menentukan domain dan subdomain dapat memudahkan user ketika mengakses website. Pada dasarnya domain adalah bentuk sederhana dari alamat IP. Tanpa nama domain maka user harus memasukkan IP address dengan rangkaian angka unik yang sulit untuk diingat. Adapun subdomain adalah ekstensi dari domain yang telah kita tentukan. Seperti halnya organisasi, domain juga mempunyai struktur. Sederhananya, domain terbagi menjadi tiga, yaitu Top-Level Domain (TLD), Second-Level Domain (SLD), dan Subdomain.

Baca juga : Big Data : Pengertian, sejarah, karakteristik, manfaat dan konsep

Pengertian Subdomain

subdomain

Setiap negara memiliki domainnya masing-masing. Di Indonesia memiliki domain .id yang menjadi domain kode negara sejak 1 September 2005. Namun, sebenarnya dari domain .id ini dibagi lagi menjadi beberapa subdomain. Subdomain merupakan bagian dari domain, biasanya subdomain digunakan sebagai pembagian area dari sebuah situs atau website. Ibarat rumah, subdomain adalah “ruangan” yang terdapat dalam suatu rumah, yang dalam konteks ini adalah website. Di alamat website utama, biasanya akan melihat “www.” sebagai subdomain. Namun, pengguna bisa mengganti “www.” dengan nama lain. Subdomain merupakan turunan dari domain. Biasanya, subdomain akan memuat kata atau nama yang lebih khusus dari keseluruhan website. Subdomain digunakan agar konten yang berada di dalamnya tidak tercampur dengan konten utama dari website yang dimiliki user. Dengan adanya subdomain, maka tidak akan bingung menempatkan artikel tanpa merusak estetika toko online. Subdomain juga memiliki manfaat lain, diantaranya adalah:

  • Search engine melihat subdomain sebagai website unik yang tidak terhubung dengan domain utama. Artinya, peringkat subdomain juga bisa naik dan menjajari domain utama. Maka bisa menggeser turun website kompetitor.
  • Jika digunakan dengan benar, subdomain juga bisa langsung terindeks dengan cepat dan mendapatkan manfaat dari domain utama.

Baca juga : Cara untuk Meningkatkan Keamanan Website

Perbedaan domain dan subdomain

Nama domain biasanya digunakan sebagai nama website. Daripada mengetikkan IP website di browser, nama domain membuat nama website terlihat menarik dan mudah untuk diingat dan digunakan oleh siapa pun. Misal, untuk mengakses website kami, yang harus diketikkan di browser adalah ezy.co.id. Pengunjung web tidak perlu mengetikkan rangkaian angka acak seperti 31.220.23.1. Domain memiliki ekstensi berbeda-beda, misalnya .com, .net, .org, dll. Umumnya Pendaftaran Nama Domain tidaklah gratis. Ada biaya yang dibutuhkan untuk pendaftaran dan perpanjangan domain.

Sedangkan subdomain adalah domain standard yang tidak berdiri sendiri. Subdomain merupakan bagian tambahan dari nama domain induk. Misal, nama domain website.com. Maka dapat membuat subdomain tambahan untuk domain tersebut, seperti blog.website.com. Karena sudah memiliki domain website.id, maka subdomain untuk Domain itu tidak membutuhkan biaya tambahan.

Baca juga : Fitur Toko Online yang Wajib Ada di Website

Perbedaan Subdomain dengan Addon Domain

Subdomain sering kali dianggap sama dengan add-on domain dan parked domain.

  • Add-ondomainsama seperti add-ons atau permintaan tambahan ketika pengguna membeli sesuatu. Artinya, dalam satu akun hosting, bisa menambah domain-domain lain yang mungkin tidak ada hubungannya dengan website Add-on domain bisa dalam bentuk subdomain atau nama domain baru selama masih dalam satu akun hosting yang sama.
  • Parkeddomain berguna untuk “memarkirkan” domain, agar tidak disalahgunakan oleh pihak tertentu. Misal, ada sebuah website bisnis paper.com, agar tidak disalahgunakan oleh orang lain, maka beli juga domain paper.id dan paper.co.id.

Jika ada pengunjung mengetik salah satu dari kedua domain tambahan ini, mereka akan diarahkan ke website utama. Add-on domain dan parked domain berbeda dari subdomain jika dilihat dari fungsi dan bentuknya. Jika fungsi subdomain adalah untuk membagi halaman website, add-on domain dan parked domain berfungsi untuk menambahkan domain namun tetap mengarahkan ke halaman utama website yang sama. Agar Anda lebih mudah memahami pengertian subdomain, perhatikan struktur URL berikut:  https://blog.contoh-website.com/. Pada URL tersebut, terdapat beberapa bagian di dalamnya yaitu:

  • Pertama, https yang berfungsi sebagai protokol untuk mengatur komunikasi antara client dan server.
  • Kedua, domain atau URL untuk mengakses halaman web. Di bagian ini terdapat beberapa jenis domain yaitu :

Baca juga : Tipe Data Center dan Cara Memilih Data Center yang Berkualitas

  1. Top Level Domain (TLD)

jenis domain

Top Level Domain (TLD) merupakan ekstensi domain yang berada di belakang nama website. TLD sendiri adalah ekstensi yang sudah sangat populer. Diantaranya, .com, .net, .gov, .org dan lain-lain. Banyak yang lebih memilih menggunakan Top Level Domain karena berbagai alasan. Salah satunya karena lebih mudah diingat dan lebih umum. Masing-masing TLD/ Top Level Domain sebenarnya bisa memberikan gambaran, mengenai isi dari situs tersebut. Beberapa contoh TLD dan peruntukannya, yaitu sebagai berikut :

  • .com : digunakan untuk situs atau website komersial atau perusahaan.
  • .net : untuk situs atau website jaringan
  • .biz : untuk situs atau website bisnis
  • .info : untuk situs atau website informasi
  • .org : untuk situs atau website organisasi
  • .tv : untuk situs atau website televisi
  • .edu : untuk situs atau website pendidikan
  • .pro : untuk situs atau website profesi
  • .Edu : untuk situs atau website pendidikan dan terbatas hanya untuk pendidikan.
  • .Mil : untuk situs atau website angkata bersenjata atau Militer.
  • .travel : untuk situs atau website Bisnis Pariwisata.
  1. Second Level Domain (SLD)

Second Level Domain (SLD) merupakan sebuah nama yang didaftarkan sebagai nama domain, Contoh nama domain SLD untuk website www.mousmedia.net Second Level Domainnya adalah ” mousmedia”.

Baca juga : Definisi Data Center dan Cara Memilih Data Center

  1. Third Level Domain

subdomain

Third Level Domain (TLD) merupakan bagian dari nama domain atau alamat situs web yang muncul sebelum SLD atau berada paling depan dari kesatuan URL nama domain yang dimiliki. Bagian ini juga dikenal sebagai subdomain. Pada contoh URL di atas, maka “blog” adalah Third Level Domain atau subdomain website.

Perbedaan Subdomain dengan Subfolder

Subdomain dan subfolder memiliki struktur URL yang berbeda. Contoh struktur subdomain adalah blog.contohwebsite.com sedangkan subfolder adalah contohwebsite.com/blog. Subfolder (subdirektori) memang mirip dengan subdomain karena sama-sama memungkinkan pengguna untuk membuat kategori di dalam website. Namun kedua komponen tersebut diatur dengan cara yang berbeda di dalam server. Subdomain merupakan bagian dari situs web yang beroperasi hampir sama seperti web independen dengan server yang berbeda. Tidak sama dengan subfolder yang ditempatkan di server yang sama. Diibaratkan situs web adalah lemari. Subdomain akan bekerja menjadi lemari yang berbeda sedangkan subdirektori menjadi folder di dalam lemari.

Baca juga : Control Panel Web Hosting Gratis yang Bisa Dicoba

Country Code Top Level Domain

Domain akan membawa identitas negara dan menunjukkan bahwa isi website tersebut diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di negara tersebut, seperti domain dengan akhiran inisial negara .id, .sg, .au.

Contoh Penggunaan Country Code Top Level Domain :

  1. .cn : digunakan untuk situs atau website di negara China
  2. .id : untuk situs atau website di negara Indonesia
  3. .my : untuk situs atau website di negara Malaysia
  4. .sg : untuk situs atau website di negara Singapura
  5. .uk : untuk situs atau website di negara Amerika

Beberapa country domain yang ada di Indonesia :

  1. .ac.id : digunakan untuk situs atau website lembaga akademik yang ada diIndonesia
  2. .go.id : untuk situs atau website organisasi pemerintah yang ada diIndonesia
  3. .co.id : untuk situs atau website perusahaan komersial yang ada diIndonesia
  4. .web.id: digunakan oleh personal maupun organisasi Indonesia.
  5. .gov.id : digunakan untuk situs atau website Pemerintahan.

Baca juga : Tips Membangun dan meningkatkan Customer Experience

Jenis Subdomain

Berdasarkan kebutuhannya, ada beberapa nama subdomain yang sering digunakan oleh para pemilik website, seperti untuk blog, toko, informasi terkini, dan sebagainya. Berikut rekomendasi beberapa jenis contoh subdomain:

  • Blog, Untuk menambahkan halaman blog yang berisi trivia, tips dan trik, atau informasi soft-selling terkait produk.
  • Store, Bisa digunakan sebagai toko jika website utama tidak secara eksplisit digunakan untuk berdagang.
  • News, Biasanya, subdomain satu ini digunakan oleh website amal untuk memberikan informasi terbaru terkait kampanye sosial yang sedang berjalan. Tapi, bisa juga menggunakannya sesuai keperluan.
  • Events, Berfungsi sebagai halaman untuk menyajikan informasi terkait acara yang pernah, sedang, atau akan dilaksanakan oleh brand atau komunitas.
  • Info, Untuk menempatkan kontak berupa email, alamat, dan nomor telepon.
  • FAQ, Agar pengunjung atau calon pelanggan tidak menanyakan hal yang kerap ditanyakan oleh pengunjung lain, tempatkan subdomain “FAQ” di bagian bawah website utama.
  • Contact, Jika membuat subdomain ini, manfaatkan sebaik mungkin dengan mengisi informasi tentang diri atau brand, bisa juga membuat berbagai akun di media sosial dan tambahakan ke sini.
  • Promo, Bisa digunakan jika memutuskan untuk membuat promo di website. Selain terlihat lebih eksklusif, pengunjung juga tidak kesulitan mencari informasi terkait promo yang sedang berlangsung.
  • Katalog, Jika ingin menaikkan SEO dari halaman katalog produk, sebaiknya isi informasi di katalog selengkap mungkin menggunakan kata kunci yang tepat dan relevan.
  • /en., Berguna jika website dipublikasikan dalam lebih dari satu bahasa, misalnya bahasa Inggris dan Indonesia.

Baca juga :Control Panel Web Hosting Gratis yang Bisa Dicoba

SubDirectory

Subdirectory adalah penempatan “ruang” pada website untuk membedakan fungsi tiap halaman di website. Subdirectory biasanya ditempatkan setelah alamat website yang ditandai dengan garis miring, misalnya yourwebsite.com/blog. Secara garis besar, subdirectory mempunyai kegunaan yang sama dengan subdomain, yaitu untuk mengkhususkan halaman tertentu di website. Namun, ada beberapa perbedaan fungsi berdasarkan jenis website hingga keperluan SEO antara keduanya, yaitu:

  • Peletakkan nama, bahwa nama sebuah halaman subdomain terletak sebelum nama domain, seperti “store.yourwebsite.com” sedangkan pada subdirectory, nama halaman terletak setelah alamat
  • Jenis website, Jika website digunakan sebagai portfolio dan juga ingin menjual hasil karya, gunakan subdomain “store”. Namun jika website memang untuk berjualan, halaman “store” bisa dijadikan sebagai

Jadi, gunakan subdirectory jika topik halaman yang akan dibuat masih sangat relevan dengan website dan bisa menggunakan subdomain jika ingin membuat halaman yang tidak terlalu relevan dengan website. Namun, hal ini bukanlah suatu keharusan sehingga semua keputusan kembali pada dirimu sendiri. Salah satu bahan pertimbangan saat memilih menggunakan subdirectory atau subdomain adalah kebutuhan SEO. Subdomain sama saja seperti membuat domain baru sedangkan subdirectory hanya seperti menambahkan folder baru di website. Jadi, jangan heran jika terkadang sebuah subdomain mempunyai peringkat lebih tinggi di Google SERP ketimbang domain utama, karena hal itu dapat disebabkan oleh kontennya yang lebih ramah SEO dan direkomendasikan oleh Google sehingga dapat menarik banyak pengunjung.

Baca juga : Memahami mengenai cPanel, Manfaat dan Fitur – Fitur cPanel

Fungsi Subdomain

Umumnya, fungsi subdomain adalah untuk membagi satu situs website menjadi beberapa bagian. Dengan adanya subdomain, maka dapat membuat halaman baru namun tetap masih menggunakan nama domain yang sama. Dalam satu alamat domain dapat menambahkan banyak komponen subdomain, untuk menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk mengembangkan beberapa halaman website. Banyak perusahaan yang memanfaatkan subdomain untuk menambahkan beberapa halaman lain di websitenya dengan berbagai tujuan, seperti:

  1. Membuat halaman karir

Website perusahaan dapat terlihat lebih profesional jika mereka menyediakan halaman karir yang terpisah. Di halaman tersebut perusahaan dapat menginformasikan info lowongan terbaru, info hasil test, atau informasi menjelaskan culture perusahaan tersebut.

  1. Menyediakan halaman blog

Dengan menggunakan subdomain, akan memiliki banyak kebebasan untuk mendesain layout blog website. Di halaman ini, jug adapat menyediakan berbagai artikel menarik sesuai dengan bidang industri. Blog juga dapat membantu meningkatkan jumlah web traffic untuk situs.

Baca juga : Memahami Tentang PageSpeed di Server Hosting

  1. Membuat halaman untuk cabang perusahaan

Jika memiliki cabang perusahaan di beberapa kota, subdomain ini juga bisa digunakan untuk membuat halaman di masing-masing lokasi. Misal, solo.RMSpot.com atau jogja.RMSpot.com. Dengan demikian maka user dapat mengunjungi halaman website sesuai dengan domisili konsumen.

  1. Membuat website dengan versi bahasa asing

Website yang tersedia dalam berbagai bahasa dapat menjangkau lebih banyak audiens. Maka dapat juga menambahkan web dengan versi bahasa lain menggunakan subdomain ini, sebagai contoh seperti en.website.com untuk web berbahasa Inggris.

  1. Membuat website versi mobile

Dengan menggunakan subdomain, juga dapat menyediakan website versi mobile yang terpisah. Sebagai contoh seperti m.website.com.

Baca juga : Tips Membangun dan meningkatkan Customer Experience

Cara Membuat Subdomain

Sebelum mempelajari bagaimana cara membuat subdomain, tentu harus membeli hostingnya terlebih dulu. Jika sudah, ikuti beberapa langkah berikut ini:

  1. Untuk membuat subdomain, langkah pertama yang harus dilakukan adalah login ke cPanel hosting.
  2. Pilih menu Subdomains atau Add Subdomains.
  3. Di dalam menu Subdomains, dapat membuat subdomain untuk website yang diinginkan. Terdapat beberapa data yang harus diisi, yaitu :
  • Subdomain: isi ekstensi subdomain yang diinginkan. Contoh, saat akan membuat halaman blog di website, maka cukup isi kolom subdomain tersebut dengan “blog”.
  • Domain : Pilih nama domain website yang ingin dibuatkan subdomain.
  • Document Root : kolom ini akan otomatis terisi informasi dimana letak file document.
  1. Setelah semua data yang dibutuhkan terisi, selanjutnya pilih tombol “Create” untuk membuat subdomain baru. Dan selesai.

Baca juga : SEO Tools Terbaik dan Gratis untuk Reset Keyword

Jika Anda pebisnis yang menjual produk/jasa apapun dan ingin meningkatkan penjualan bisnis, maka Anda perlu memiliki situs website toko online untuk mempromosikan produk. Anda dapat membuat website toko online di Jasa Pembuatan Website Toko Online Profesional. Dengan bantuan dari jasa pembuatan website akan membatu anda untuk mewujudkan situs website yang di dambakan.

Terimakasih dan semoga bermanfaat… Salam sukses untuk kita semua ?

Postingan Terkait