Ternyata Indonesia merupakan urutan kelima negara dengan startup terbanyak di dunia, dimana Indonesia menjadi tuan rumah dari 2.200 startup. Eksisnya startup dan perkembangan yang tinggi di Indonesia membuktikan bahwa bisnis ini sangat menjanjikan. Namun, sebelum sampai di titik ini, bisnis startup memiliki kisah perjalanan yang tentunya tidak singkat.
Baca juga : Bisnis Startup Sukses di masa Pandemi
Pengertian Startup
Saat ini dunia didominasi oleh teknologi, semenjak memasuki era teknologi dan internet, banyak perusahaan yang menggunakan teknologi sebagai basis utamanya dalam bekerja. Perusahaan yang tidak beradaptasi dengan teknologi akan dianggap kuno, ketinggalan jaman dan bisa saja kalah saing dengan perusahaan yang baru saja dirintis menggunakan basis teknologi. Dan perusahaan baru tersebut yang disebut perusahaan rintisan atau startup. Startup berasal dari bahasa Inggris (Start-up) atau perusahaan rintisan. Startup adalah sesuatu yang merujuk pada perusahaan yang belum lama berdiri atau masih dalam fase awal didirikan dan berada dalam fase pengembangan serta penelitian untuk menemukan pasar yang tepat. Baik pengembangan dalam produk, pelayanan, pangsa pasar, model bisnis, dll. Startup diibaratkan perusahaan yang masih remaja, masih banyak perubahan dan masih dalam tahap pendewasaan. Jika startup sudah dewasa, maka dapat dianggap sebagai perusahaan yang sesungguhnya. Istilah startup mulai populer saat muncul banyak website dan aplikasi untuk sarana bertransaksi, dan identik dengan teknologi, internet, web, atau hal lain yang masih ada dalam ranah tersebut.
Sejarah Startup
Startup berkembang disaat banyak perusahaan yang menggunakan website sebagai tempat untuk bertransaksi. Istilah startup sendiri mulai populer secara Internasional pada masa ‘bubble dot-com’. Fenomena bubble dot-com adalah ketika banyak perusahaan dot-com yang didirikan secara bersamaan pada periode1998-2000. Sehingga, perusahaan rintisan atau startup mulai banyak bermunculan pada tahun tersebut untuk digunakan sebagai lahan bisnis berbasis teknologi. Dimana saat itu, perusahaan sedang gencar-gencarnya membuka website pribad. Dan semakin banyak orang yang mengenal Internet sebagai ladang baru untuk memulai bisnis. Namun, banyak ahli juga berpendapat, bahwa startup tidak hanya perusahaan baru yang bersentuhan dengan teknologi, dunia maya, aplikasi atau produk, tetapi bisa juga mengenai jasa dan gerakan ekonomi rakyat yang bisa mandiri tanpa bantuan korporasi-korporasi yang lebih besar dan mapan.
Sebelum era internet dan website berkembang, startup bukan istilah untuk perusahaan yang menggunakan teknologi. Namun, karena semakin mudahnya akses untuk mencari informasi dan mengembangkan bisnis, mengakibatkan pergeseran istilah untuk startup yang didominasi teknologi. Dalam dunia entrepreneur, kata startup sudah tidak asing lagi dan sangat familiar. Bahkan, jika mendengar kata startup biasanya pikiran orang-orang akan langsung menuju Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka dan sebagainya. Beberapa perusahaan ini dulunya adalah perusahaan rintisan (startup) yang berkembang pesat dan kini dikenal banyak orang.
Perbedaan startup dengan usaha kecil menengah yaitu, startup adalah bisnis rintisan yang diharapkan dapat tumbuh dan menguasai ceruk pasar secara cepat untuk selanjutnya menjadi perusahaan yang besar. Dan bisnis startup lebih mengutamakan ide-ide baru dan memberi solusi permasalahan bagi konsumen, serta biasanya mengandalkan teknologi untuk membantu pertumbuhan bisnis. Maka tidak salah jika sebagian orang memandang bisnis startup merupakan bisnis yang bergerak di bidang teknologi. Sedangkan usaha kecil menengah merupakan bisnis yang tidak memfokuskan usahanya untuk menjadi perusahaan besar dan memiliki skala target pasar yang lebih terbatas. Misal, tukang cukur, pengrajin tas, pengusaha sepatu, dan lainnya. dan bisnis startup memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan dengan bisnis usaha kecil menengah.
Baca juga : Startup yang Gagal Bertahan di Masa Pandemi
Karakteristik Bisnis Startup
1. Inovatif dan Disruptif
Inovatif artinya pembaruan atau kreasi baru. Sedangkan, disruptif yaitu mengubah sistem yang sudah ada sebelumnya. Startup harus dapat memberikan solusi yang “berbeda” dari yang sebelumnya, singkatnya anti mainstream. Agar inovasi yang diciptakan sejalan dengan kebutuhan pasar, maka startup harus selalu melihat dari kacamata konsumen terlebih dahulu. Sehingga ide yang dijalankan tidak akan sia-sia, hal ini sangat berkaitan dengan konsep costumer value. Contoh, salah satu startup transportasi di Indonesia, yaitu Gojek. Dulu saat ingin menggunakan ojek, harus mencari sendiri dan tawar-menawar harga hingga adu urat. Namun saat ini, dapat dengan mudah menemukan ojek online, lengkap beserta harga yang disesuaikan dengan jarak tempuh. Maka dapat dilihat Gojek membawa inovasi yang bersifat distruptif atau dapat mengubah sistem yang sudah ada. Cara konvensional yang sudah lama, tergantikan dengan sistem baru yang didatangkan oleh startup.
2. Memiliki Website dan Go Mobile
Di saat perusahaan ataupun toko go online, maka tidak untuk startup. Pada dasarnya, startup menggunakan teknologi untuk mengembangkan bisnisnya, maka sejak awal startup sudah berada di ranah online. Bagi sebuah startup, memiliki website sebagai basis online adalah hal wajib. Penggunaan website memerankan banyak hal, mulai dari branding, edukasi pelanggan, media promosi, bahkan tempat untuk menjual produk atau layanan. Biasanya startup juga sudah membaca peluang go mobile, yang menjadi ladang yang sangat luar biasa luas bagi startup untuk menjaring konsumen. Riset tersebut menunjukkan pada 2025, sebanyak 80% populasi Indonesia sudah menggunakan internet berbasis ponsel. Maka merupakan hal wajar jika startup memiliki aplikasi mobile-nya sendiri.
3. Adanya Investor
Investor memainkan peranan penting bagi pertumbuhan startup, karena sangat dibutuhkan oleh startup untuk beberapa hal, seperti suntikan modal awal, pengembangan, dan ekspansi. Biasanya startup berdiri dengan ide yang memukau, namun tak jarang memiliki dana yang mencukupi. Investor tidak memberikan uang secara cuma-Cuma, karena pastinya ada timbal balik yang diinginkan oleh investor. Berikut beberapa tipe investasi di startup yang perlu diketahui, yaitu:
- Saham kepemilikan. Ibarat membeli saham, investor memberikan sejumlah uang yang ditukar dengan beberapa persen saham, sehingga investor juga dapat mengambil keputusan saat pengelolaan startup.
- Profit sharing atau bagi hasil.Investor berhak menerima keuntungan sesuai investasinya, dan harus siap menerima kerugiannya juga.
- Pengembalian sesuai jumlah yang diinvestasikan.Startup harus dapat mengembalikan uang dan bunga dari investor dalam kurun waktu tertentu.
Investor biasanya lebih berani mendanai startup yang memiliki peluang untuk berkembang, walaupun pada masa awal startup kemungkinan untuk rugi sangat tinggi. Namun semua akan terbayarkan dengan perkembangan startup yang cepat dan memiliki banyak pengguna.
Baca juga : Rekomendasi Bisnis Online Tanpa Modal di Masa Pandemi
4. Menjalani Program Inkubator atau Akselerator
Inkubator adalah program yang bertujuan membantu perkembangan startup di tahap awal, yang biasanya terdiri dari pelatihan, mentoring, hingga pendanaan. Dengan mengikuti inkubator, startup dapat belajar bagaimana mengelola dan mengembangkan model bisnisnya. Karena tidak sedikit kasus startup yang memiliki ide brilian, tapi lemah dalam segi pengelolaannya. Pembinaan ini dilakukan hingga bisnis startup dinilai sudah stabil, dan siap untuk dikelola secara mandiri. Sedangkan akselerator adalah program untuk mempercepat perkembangan sebuah startup, yang biasanya sudah memiliki ide yang matang dan siap untuk dijalankan. Percepatan dilakukan dengan menghubungkan startup dan para mentor profesional. Biasanya terdiri dari para pemodal, investor, ahli bisnis, ataupun para senior founder startup. Dan akselerator dinilai lebih eksklusif dibanding inkubator dengan tingkat seleksi yang lebih ketat. Ide bisnis yang dibawa startup akan diolah dan dimatangkan, dan akan dibangun dalam waktu yang lebih singkat. Selain mengembangkan bisnis, mengikuti program ini juga dimanfaatkan founder startup untuk memperluas koneksi, terutama dengan investor dan komunitas startup Indonesia.
5. Fleksibilitas Tinggi
Inovasi startup bukan hanya pada awal pendirian, tapi juga harus berkelanjutan agar dapat bersaing dengan kompetitor. Startup selalu berkembang, berinovasi, dan dinamis sesuai kebutuhan pasar. Itu mengapa startup sangat terkenal dengan fleksibilitas yang tinggi. Hal ini sangat membedakan startup dengan perusahaan mainstream yang kaku, memiliki birokrasi yang berbelit-belit dan kurang dapat beradaptasi dengan perubahan. Karena berorientasi pada pelanggan, startup sering kali “mengejar bola” dengan cara menyesuaikan cara kerja internal. Misal, struktur organisasi yang minimalis, sistem operasional sesuai kebutuhan, selalu memperbarui riset pasar, sistem kerja remote, multitasking dan serba cepat dalam mengambil keputusan. Bahkan untuk lebih meningkatkan performanya, startup tidak akan ragu untuk melakukan rebranding jika diperlukan. Di mana hal ini sangat jarang dilakukan perusahaan pada umumnya.
6. Pertumbuhan Bisnis yang Cepat
Karena adanya inovasi, go mobile, pemanfaatan teknologi, mudah beradaptasi, hingga adanya investor, menjadikan startup dapat berkembang secara pesat. Perkembangan ini bertujuan untuk mengubah startup menjadi perusahaan berbasis teknologi. Jika diibaratkan, startup adalah “masa remaja” dari sebuah perusahaan. Ketika sebuah startup sudah bisa memonopoli sebuah industri, maka bisa disebut sebagai perusahaan. Seperti, Google. Berawal dari proyek algoritma untuk membangun sebuah mesin pencari, Google sukses berubah dari startup menjadi perusahaan teknologi. Dengan bantuan investor, Google merambah ke sektor lain di industri internet. Seperti mengeluarkan layanan email dengan Gmail, iklan dengan Google Adwords, AdSense, dan sebagainya. Startup dapat dibedakan dengan predikat khusus sesuai dengan pertumbuhannya.
- Cockroach atau kecoa, startup yang biasanya baru dirilis, memiliki daya tahan hidup yang tinggi dan sangat giat mencari investor atau pendanaan.
- Ponies, pendanaan startup sudah bernilai 10 juta dolar dan masih terus berupaya meningkatkan skalanya.
- Centaurs, dilambangkan sebagai makhluk mitologi Yunani (manusia separuh kuda), memiliki nilai valuasi sekitar 100 juta dolar, dan dianggap memiliki produk yang sustainableatau berkelanjutan.
- Unicorn, predikat startup yang memiliki valuasi di atas 1 miliar dolar! Di Indonesia , sudah ada beberapa startup yang menyabet gelar ini, yaitu Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.
- Decacorn, ditujukan bagi startup dengan level valuasi mencapai 10 miliar dolar. Di level ini, startup sangat memungkinkan untuk ekspansi ke negara lain dan mulai mendominasi pasar.
- Hectocorn, startup yang sudah sepenuhnya menjadi perusahaan. Biasanya level valuasi sudah melebihi 100 miliar dolar. Perusahaan ini sudah sukses memonopoli industri di tingkat internasional, seperti Google, Apple, Microsoft, dll.
Baca juga : Tips Membuat Konsumen Terpikat Dengan Produk yang Ditawarkan
Adapun karaktersitik startup lainnya Untuk mengindetifikasi perbedaan signifikan antara bisnis startup dan juga bisnis usaha kecil menengah, yaitu:
- Modal yang digunakan akan tergantung dengan pergerakan bisnis
- Usia perusahaan kurang dari 3 tahun
- Pendapatan perusahaan selama satu tahun kurang dari USD 100.000
- Berfokus pada perkembangan bisnis yang cepat
- Produk yang dihasilkan biasanya adalah upaya untuk mengisi pasar dan juga menjawab kebutuhan masyarakat yang belum ada sebelumnya
- Umumnya perusahaan beroperasi melalui website dan beroperasi dalam bidang teknologi
- Produk yang dihasilkan berupa aplikasi berbentuk digital
- Mengandalkan lebih banyak teknologi informasi dan elektronik
- Model bisnis yang adaptif sesuai kebutuhan pasar
- Semangat kerja tinggi meskipun karyawan masih mengerjakan beberapa tugas (multitasking)
Beberapa karekteristik di atas memang terlihat lebih cenderung tertuju pada perusahaan yang bergerak dalam bidang web dan teknologi. Namun nyatanya memang demikian, saat ini perkembangan perusahaan yang memiliki embel-embel startup merupakan sebuah perusahaan yang berhubungan dengan bidang online dan juga teknologi.
Baca juga : Manfaat dan Contoh Analisis SWOT Untuk Bisnis Online
Jika Anda pebisnis yang menjual produk/jasa apapun dan ingin meningkatkan penjualan bisnis, maka Anda perlu memiliki situs website toko online untuk mempromosikan produk. Anda dapat membuat website toko online di Jasa Pembuatan Website Toko Online Profesional. Dengan bantuan dari jasa pembuatan website akan membatu anda untuk mewujudkan situs website yang di dambakan.
Terimakasih dan semoga bermanfaat… Salam sukses untuk kita semua ?