startup sukses

Bisnis Startup Sukses di masa Pandemi

Perusahaan rintisan berbasis teknologi atau startup terus berkembang di Indonesia. Namun, mayoritas perusahaan startup gagal bertahan karena berbagai faktor seperti tidak diterima pasar, hingga kehabisan modal. Perusahaan startup juga harus mampu menyelesaikan permasalahan masyarakat luas, sehingga mendapatkan pasar lebih besar. Permasalahan modal juga merupakan penyebab lain dari gagalnya perusahaan startup. Para pendiri (founder) perusahaan startup bersosialisasi dengan para investor untuk mendapatkan kepercayaan. Perusahaan startup juga akan berakhir gagal, jika salah dalam memilih founder dan tim saat merintis. Selain itu, perusahaan startup harus memiliki ide unik dalam berbisnis, agar mendapatkan pangsa pasar tersendiri. Dan model bisnis perusahaan startup harus mendapat perhatian tersendiri. Terdapat beberapa model bisnis yang dapat diterapkan perusahaan startup seperti berlangganan (subscription), layanan langsung (on-demand), marketplace dan freemium.

Baca juga : Startup yang Gagal Bertahan di Masa Pandemi

Startup yang Mampu Bertahan Di Masa Pandemi

Di tengah pandemi Covid-19, sudah banyak perusahaan yang melakukan PHK besar-besaran. Bisnis perusahaan banyak terganggu akibat penularan virus yang membuat ngeri masyarakat. Terlepas dari pandemi atau tidak, mayoritas startup tetap kesulitan, statistik luar negeri membuktikan bahwa 95 persen startup gagal, hal ini terjadi karena tidak dapat menjawab kebutuhan pasar atau memberikan solusi yang tidak tepat untuk pasar. Sedangkan yang sukses hanya 5 persen hingga saat ini. Suksesnya sturtup ini, dikarenakan para pendiri yang memahami cara menangkap peluang (timing), memiliki tim yang tepat, ide, model bisnis, dan pendanaan. Startup dinilai memberikan ide-ide yang segar dalam menjawab masalah yang muncul, apalagi di masa pandemi ini, perusahaan rintisan juga dituntut untuk bisa bergerak lebih cepat. Berikut beberapa Startup yang berhasil selama pandemi:

  1. GoFood

gofood

Meskipun gojek mengalami penurunan selama pandemi, namun layanan pesan-antar makan atau GoFood mengalami kenaikan karena banyak masyarakat yang memesan makanan dari rumah. Apalagi bagi masyarakat yang tidak bisa langsung mengunjungi restoran atau tempat makan yang diinginkan. Go-Food menyatakan layanannya masih bergeliat berkat strategi penyesuaian yang dijalankan. Semenjak pandemi, Pasar Mitra Tani, penjual bahan pangan pokok bergabung ke dalam platformnya. Go-Food pun mengklaim fitur Ready to Cook mengalami peningkatan sejak diluncurkan pada April lalu sebanyak tiga kali lipat. Juga 80 persen mitra UMKM, secara rata-rata mengalami peningkatan transaksi sebesar 70 persen sejak mereka bergabung dengan Dapur Bersama GoFood.  ResearchAndMarkets.com memprediksi layanan pesan antar-makanan online akan tumbuh sebesar 11,4% setiap tahun dari 2020 hingga 2024.

  1. Bisnis e-commerce

e commerce

Bisnis e-commerce seperti Bukalapak, Shopee dan Tokopedia justru mendapatkan berkah dari wabah corona. Banyaknya pusat perbelanjaan yang tutup karena imbauan pemerintah daerah, telah membuat pengguna beralih ke belanja online, yang tidak mengharuskan pembeli bertemu langsung dengan penjual. Meskipun demikian, Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal mengungkapkan bahwa memang ada pergeseran pola konsumsi, dari konvensional ke online. Namun, penurunan masih tetap ada.

Baca juga : Rekomendasi Bisnis Online Tanpa Modal di Masa Pandemi

  1. Youtube dan Netflix

Di masa pandemi seperti saat ini, Youtube dan Netflix menjadi primadona, karena untuk mengisi waktu luang selama #dirumahsaja banyak masyarakat yang memilih menonton, baik itu sendiri maupun dengan keluarga dirumah. Trafik Netflix di jaringan Fisrt Media melonjak signifikan menyentuh 140 persen dibandingkan sebelum pandemi. Sedangkan, trafik Youtube naik 40 persen. CEO Netflix bahkan menyebut jumlah pelanggannya meroket sekitar dua tahun ini. Nyaris 16 juta orang berlangganan dalam tiga bulan pertama 2020. Angkanya hampir dua kali lipat dari pendaftaran baru di bulan-bulan terakhir 2019. Harga saham Netflix juga melesat lebih 30 persen.

  1. Riliv

riliv

Startup riliv merupakan perusahaan yang bekerja di bidang jasa konseling jarak jauh, disertai dengan psikolog profesional. Melihat isu kesehatan mental yang tidak stabil dengan adanya pandemi virus COVID-19. Terjadi perubahan pola kehidupan sehari-hari masyarakat di masa pandemi yang membuat orang-orang terisolasi di rumah serta informasi-informasi yang beredar bisa menimbulkan rasa cemas. CEO Riliv menyatakan, peningkatan terhadap isu kesehatan mental terasa di pertengahan tahun 2020 lalu, ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pertama kali berlangsung. Dan di tahun 2021 ini, Riliv mengalami kenaikan jumlah unduhan lebih dari 50 persen, sementara jumlah pengguna naik hingga 30 persen, yang dipicu oleh pandemi COVID-19.

  1. Hactiv8

hactiv8

Pertumbuhan yang positif juga dialami oleh startup Hactiv8, yang menyelenggarakan kelas belajar coding, termasuk untuk orang-orang yang tidak berlatar belakang teknologi informatika. Hactiv8 mengadakan kelas selama 12 minggu, kemudian peserta didik akan disalurkan ke perusahaan yang bekerja sama dengan  startup tersebut. Mereka sudah mencetak lebih dari 1000 lulusan, berdasarkan informasi yang dimuat situs resmi nya.

CEO Hactiv8 menceritakan, mereka mengalami fluktuasi dalam menyalurkan peserta yang sudah lulus selama tiga kuartal di tahun 2020. Untuk kuartal pertama cukup baik, namun untuk kuartal kedua, banyak perusahaan yang berhenti membuka lowongan. Akibatnya, Hactiv8 mengalami kesulitan dalam menyalurkan peserta didik mereka ke perusahaan. Dan keadaan mulai membaik pada kuartal ketiga, karena perusahaan yang mulai kembali membuka lowongan pekerjaan. Dengan melihat profil perusahaan yang membutuhkan pengembangan (developer) di bidang Teknik Informatika yang semakin beragam, bahkan perusahaan yang sebelumnya tidak ada rekam jejek mempekerjakan pengembang, dan perlu mengadopsi teknologi digital untuk memperbarui sistem internal perusahaan.

Baca juga : Rekomendasi Pekerjaan Freelance Yang Menjanjikan Di Masa Pandemi

  1. Flip

flip

Flip adalah aplikasi untuk melakukan transfer antar bank tanpa biaya · Rahasia alur transaksi dengan menggunakan Flip. Sampai saat ini Flip telah membantu masyarakat Indonesia menghemat miliaran rupiah dari biaya transfer antar bank. Karena flip bekerja sebagai jembatan transaksi antar bank. Cukup dengan melakukan transfer terlebih dahulu ke rekening Flip yang sama dengan bank yang dimiliki. Kemudian uang akan diteruskan ke rekening tujuan. Menurut Co-Founder & CEO Flip, terjadi peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap ketersediaan teknologi untuk memfasilitas mereka dalam melakukan transaksi keuangan secara online. Layanan transfer gratis Flip, mengalami kenaikan pengguna hampir 100% atau dua kali lipat selama pandemi, dibandingkan sebelum terjadi pandemi. Dalam menjawab peningkatan permintaan ini, Flip menggaet Bank DBS sebagai mitra bank yang terbaru untuk melayani nasabah individu dan bisnis di Flip. Dengan memanfaatkan API bernama DBS RAPID, memungkinkan Flip dapat menjalankan proses transfer antar bank dengan lancar tanpa hambatan. Flip menggunakan kode unik yang harus dimasukkan pengguna saat transfer ke rekening tujuan. Setelah transfer berhasil, kode tersebut masuk ke saldo e-wallet Flip pengguna yang dapat digunakan untuk berbelanja produk digital, seperti isi paket data, beli pulsa, token listrik, atau ditarik lagi ke rekening.

Kunci Sukses Startup Bertahan dari Dampak Pandemi

Bisnis sejumlah perusahaan rintisan atau startup di Tanah Air terdampak pandemi corona, bahkan tak sedikit dari mereka yang mengalami penurunan bahkan sampai gulung tikar. Setidaknya ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh perusahaan startup untuk bertahan dari pandemi, terutama saat mulai memasuki era normal baru, dan masa PPKM, menurut Presiden Komisaris SEA Group, Pandu Sjahrir, berikut Kunci Sukses Startup agar mampu bertahan di masa pandemi:

  1. Perusahaan harus memahami apabila ada perubahan yang terjadi pada sektor bisnisnya. Untuk mendapatkan pandangan terkait dampak pandemi terhadap bisnis dari berbagai sisi, startup harus berdiskusi dengan para pakar, kompetitor, maupun stakeholder.
  2. Startup harus belajar beradaptasi dengan struktur organisasi perusahaan apabila ada sisi yang terdampak. Maka, perusahaan perlu meninjau lebih dalam terkait dampak Covid-19 dari sisi sumber daya manusia (SDM), modal, alokasi dana perusahaan, dan sebagainya. “Seperti apakah bentuknya (adaptasi baru perusahaan)? Apakah perusahaan benar-benar sudah siap (untuk berubah)?”. Contoh, sebuah startup akan memfokuskan bisnisnya pada jenis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tertentu. Namun menurut Pandu, perusahaan perlu meninjau lebih lanjut kesiapan atas perubahan tersebut mulai dari SDM, teknologi, ataupun platform yang akan digunakan nantinya. Startup juga harus menemukan satu masalah utama, atau besar, untuk dipecahkan. Strategi untuk memecahkan masalah tersebut bisa berubah seiring dengan waktu berjalan, trend maupun persaingan di pasar. Maka startup bisa fokus untuk menemukan produk yang cocok dengan pasar melalui validasi ke pengguna.
  3. Setelah startup mengetahui arah bisnisnya, maka mereka perlu mencari tahu siapa para investor yang tepat dan berapa jumlah pendanaan yang mereka butuhkan untuk menjalankan perubahan dalam bisnis.

Baca juga : Manfaat dan Contoh Analisis SWOT Untuk Bisnis Online

Jika Anda pebisnis yang menjual produk/jasa apapun dan ingin meningkatkan penjualan bisnis, maka Anda perlu memiliki situs website toko online untuk mempromosikan produk. Anda dapat membuat website toko online di Jasa Pembuatan Website Toko Online Profesional. Dengan bantuan dari jasa pembuatan website akan membatu anda untuk mewujudkan situs website yang di dambakan.

Terimakasih dan semoga bermanfaat… Salam sukses untuk kita semua ?

Postingan Terkait