Selain milenial, sebenarnya banyak generasi yang bisa menjadi target pasar potensial. Mulai dari generasi baby boomer dan generasi X, hingga generasi Z dan alpha. Apa yang membedakan generasi milenial dengan yang lain? Yaitu Potensi Daya Beli dan penggunaan teknologi. Pada tahun 2021, 50% angkatan kerja dikuasi oleh generasi milenial. Maka dapat diprediksi untuk kedepannya pasar lebih banyak dikuasai generasi milenial. Dan 86% diantaranya aktif dimedia sosial. Lalu apa untungnya untuk bisnis online? Berikut adalah alasan mengapa generasi milenial adalah target pasar yang bagus:
Karakteristik Utama Generasi Milenial yang Harus Diketahui!
1. Melek Teknologi
Anda sudah tahu bahwa generasi milenial lebih unggul dalam halmengadopsi teknologi baru. Akan tetapi kita tidak bisa menyamaratakan semua milenial itu melek teknologi dan generasi lain itu gaptek. Karena semuanya kembali ke pribadi masing-masing. Riset membuktikan bahwa jika ada teknologi baru, kemungkinan besar orang-orang yang pertama kali mencoba atau membelinya adalah para milenial. Maka hal ini lah yang membuat pasar milenial jadi lebih menggoda, karena tak segan untuk mencoba produk-produk baru.
2. Berfikiran Terbuka dan Berorientasi Pada Pencapaian
Karakteristik generasi milenial yang berpikiran terbuka sejalan dengan generasi milenial yang banyak menggunakan media sosial. Generasi milenial bisa berteman dengan siapa saja yang berasal dari negara, etnis, atau agama lain. Dengan pengalamannya di media sosial, generasi milenial cenderung terbuka dengan pendapat orang lain. Dan tidak terlalu memaksakan kehendak dan tradisi sendiri, tetapi juga melihat bahwa setiap orang berhak memiliki kehendaknya masing-masing.
Kemudian, milenial adalah generasi yang achievement-oriented atau berorientasi pada pencapaian. Generasi milenial dididik oleh orang tuanya untuk menjadi lebih baik dari mereka dan generasi sebelumnya. Dengan itu, generasi milenial tumbuh dengan karakteristik percaya diri, ambisius, dan ingin lebih daripada orang lain. Generasi milenial ingin segala usahanya membuahkan hasil yang maksimal dan begitu pula di dunia kerja. Generasi milenial cenderung berani dan memiliki target pencapaian yang jelas dalam pekerjaannya.
3. Rutin Beraktivitas di Media Sosial
Riset menunjukan hampir 100% milenial merupakan pengguna internet. Diantara platform yang digunakan para milenial, salah satu yang sering di kunjungi adalah media sosial. Dan dari sini kemudian banyak pebisnis yang terjun ke platform ini. Selain membuat bisnis semakin eksis, media sosial juga bisa menjadi tempat untuk mempelajari perilaku milenial serta tren yang sedang diikuti. Brand sekelas Unilever dan The Goods Dept pun mengakui bahwa mereka membuat strategi pemasaran berdasarkan perilaku milenial di media sosial.
4. Pengalaman buruk tidak menyebabkan millennial kapok untuk terus belanja online
Dari hasil studi kualitatif ditemukan, bahwa meskipun millennial pernah mendapatkan kekecewaan ketika berbelanja online, mereka tidak kapok untuk tetap berbelanja online. Mereka akan merekomendasikan untuk tidak membeli produk pada toko atau agen online yang mengecewakan tersebut dan kemudian akan mencoba penjual online lainnya. Pengalaman berbelanja online pertama akan membuat millennial melakukan transaksi serupa selanjutnya. Hal ini tentu menjadi perhatian ekstra bagi para pebisnis dalam menjaga kualitas produk dan pelayanannya kepada customer millennial. Namun masih banyak millennial yang memilih untuk mencoba atau memegang produk secara langsung agar merasa aman dan nyaman sebelum membeli. Sehingga, jenis transaksi paling banyak dilakukan oleh millennial adalah cash on delivery (cod).
5. Menyukai Personalisasi
Milenial menghargai kebebasan untuk memilih. Itulah alasan mengapa mereka cinta personalisasi. Karena ingin mendapat apapun sesuai yang diinginkan. Jangankan urusan berbelanja, urusan personalisasi juga berpengaruh ke hal lain seperti Pilkada. Tercermin bahwa 34% milenial belum bisa menentukan pilihan karena kurangnya pilihan paslon (pasangan calon). Itulah mengapa sebagian besar tips tentang cara meraih pasar milenial pasti akan menyarankan untuk menerapkan strategi personalisasi. Karena sudah terbukti bahwa 70% konsumen milenial termasuk generasi Z tidak keberatan membayar lebih mahal demi mendapat produk yang diinginkan dan diminati. Bahkan 25% diantaranya rela menyerahkan data pribadi demi mendapatkan pengalaman belanja yang lebih personal. Maka untuk meraih hati milenial, perlu perlu menyesuaikan produk dan layanan dengan miat mereka.
6. Tertarik dengan Loyalty Program
Milenial suka dengan adanya “hubungan spesial” dengan brandnya, untuk mendapatkan pengalaman berbelanja yang lebih personal. Loyalitas turut mempengaruhi keputusan membeli milenial. Itulah alasan mengapa 70% milenial rutin berbelanja pada brand yang sama. Peluang ini terbaca oleh para pebisnis. Sehingga, mereka berlomba-lomba membuat loyalty program, alias program yang mengajak pembeli untuk jadi pelanggan tetap. Contohnya seperti Bank BTN yang mengadakan program Batara Spekta, yaitu loyalty program berbentuk undian berhadiah berdasarkan sistem poin. Semakin besar rata-rata saldo nasabah, semakin besar poin yang mereka raih. Hasilnya sangat Fantastis. Bank BTN berhasil mendapat 400 ribu nasabah baru.Dan volume tabungan meningkat hingga Rp 2 Triliun.
7. Senang Berbelanja secara Spontan
Ternyata 64% milenial suka berbelanja secara spontan. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding generasi lain. Karena meraka jarang membandingkan harga produk. Entah saat berbelanja secara langsung atau saat belanja online. Yang tentu saja mengakibatkan generasi milenial perhitungan dalam berbelanja karena apapun yang mereka inginkan bisa dibeli saat itu juga. Karakteristik ini bisa menjadi peluang bagi bisnis yang menerapkan cross selling, yaitu strategi di mana penjual menawarkan rekomendasi produk ke pembeli. Saat melihat rekomendasi produk tambahan, bisa jadi milenial tergoda untuk melakukan pembelian secara spontan.
Baca juga : Persiapan dan Strategi Meningkatkan Penjualan Menjelang Ramadhan dan Lebaran
Strategi Efektif Dalam Meraih Pasar di Era Generasi Milenial
1. Manfaatkan Rekomendasi dan Review Positif
Jika ingin mendorong milenial untuk membeli, Anda tinggal menunjukkan bahwa produknya laku dan disukai banyak orang. Bisa dengan mengambil testimoni dari berbagai platform, mulai dari online marketplace atau kolom review di Google Bisnisku. Pastikan produk dan layanan juga berkualitas, agar mendapat review positif. Review bisa ditempatkan di akun sosial media atau halaman utama website. Contohnya, EZY.CO.ID menampilkan beberapa testimoni menarik di halaman utama website, maka calon pelanggan bisa lebih yakin dengan kualitas pelayanannya. Karena sudah melihat testimoni langsung dari pelanggan yang menggunakan jasanya.
2. Tawarkan Loyalty Program
Loyalty Program adalah strategi pemasaran yang bertujuan untuk membuat pembeli datang kembali. Biasanya dengan mengajak mereka untuk menjadi member atau menawarkan sistem poin. Sudah diketahui sebelumnya bahwa milenial cenderung lebih setia pada brand-brand tertentu. Maka loyalty program menjadi cara yang tepat untuk menjangkau mereka. Biasanya dengan memberikan cashback berupa poin yang didapat pada setiap transaksi. Dan poin yang diakumulasi nantinya bisa ditukarkan dengan kupon diskon Atau berbagai merchandise menarik, semakin banyak transaksi, semakin banyak poin yang didapat. Cara ini dapat mendorong pembeli untuk mengulang pembelian kedepannya.
3. Bangun Digital Presence
Karena milenial rutin beraktivitas di dunia digital, tentunya bisnis harus beralih ke platform digital. Caranya bisa mengikuti ketiga langkah berikut:
- Mulailah dari yang paling mudah dan gratis, yaitu dengan membuat akun media sosial.
- Buatlah websitesebagai tempat untuk menawarkan produk atau layanan.
- Kemudian daftarkan bisnis ke Google Bisnisku. Maka bisnis akan muncul di halaman pencarian Google dengan kesempatan yang lebih besar.
Intinya, jangan pernah lelah untuk membangun digital presence. Semakin banyak platform yang digunakan, semakin besar kemungkinan bisnis akan ditemukan calon pembeli.
4. Manfaatkan Interaksi via Media Sosial
Dengan membalas setiap komentar di media sosial bisnia Anda, maka bisnis akan mendapat poin plus bagi para milenial. Dengan hal ini, tandanya bisnis tak segan untuk berinteraksi dengan konsumennya. Salah satu brand yang menggunakan strategi ini adalah Netflix. Di akun Instagramnya, mereka kerap membalas komentar para followers dengan cara membalas yang unik. Tidak seperti brand lain yang menggunakan gaya bahasa cenderung formal, mereka kerap melontarkan candaan dalam komentarnya. Dengan ini, Netflix berhasil mengakrabkan diri dengan para penikmat layanannya.
5. Menerima Pembayaran yang Bersifat Cashless
Bukan hanya para milenial nya saja yang masuk ke platform digital, namun dompet mereka juga. Ada sekitar 77% milenial lebih suka bertransaksi menggunakan kartu debit atau e-wallet. Maka, tentu Anda harus menyediakan opsi pembayaran cashless di website dan caranya pun mudah. Bila menggunakan WordPress, bisa menggunakan plugin seperti Midtrans atau Xendit. Dengan plugin tersebut, toko online Anda dapat menerima pembayaran dari berbagai e-wallet, seperti OVO, Gopay atau ShopeePay. Dan ternyata sudah banyak brand yang menawarkan opsi cashless.
6. Praktikkan Soft Selling saat Melakukan Promosi
Soft selling adalah seni untuk melakukan promosi tanpa terlihat seperti promosi. Generasi milenial cenderung lebih percaya pada suatu produk, jika produknya mampu menawarkan solusi yang jelas dan bukan hanya kata-kata saja. Maka saat menawarkan produk pada milenial, fokuslah pada manfaat dari produknya atau lebih modern nya Anda perlu melakukan soft selling. Lalu bagaimana cara melakukan soft selling? Pertama harus mengenal calon pembeli terlebih dulu. Ketahui apa masalah mereka, dan cari tahu bagaimana produk Anda mengatasinya. Dengan berorientasi pada solusi, brand Anda akan terlihat lebih dari sekadar bisnis, yaitu problem solver.
7. Ceritakan Tujuan Bisnis Anda
Salah satu cara untuk menarik perhatian milenial adalah dengan menceritakan tujuan bisnis, karena mereka bukanlah penggemar gaya prosi yang prontal. Dengan menceritakan kisah bisnis, calon pembeli bisa merasa bahwa bisnis Anda relatable. Sehingga, bukan tidak mungkin mereka tertarik untuk menjadi pelanggan brand Anda. Salah satu brand yang menggunakan strategi ini adalah Eatsambel. Calon pembeli dapat menemukan kisah bisnis mereka di halaman utamanya. Mereka menggunakan kalimat yang membuat bisnis terasa lebih relatable dengan pembeli. Sehingga, orang-orang yang setuju dengan prinsip Eatsambel akan terdorong untuk membeli produk mereka.
8. Manfaatkan FOMO (Fear of Missing Out)
FOMO adalah situasi di mana seseorang takut ketinggalan berita atau kurang update. Mereka akan merasa terdorong untuk mengikuti apapun yang sedang happening. 69% milenial mengalami FOMO setiap hari, bahkan ada yang tiap jam. Terkadang juga dapat mendorong milenial untuk berbelanja secara spontan. Maka, Anda bisa mempraktikkannya ke dalam promosi. Contohnya seperti yang dilakukan oleh Shopee. Mereka membuat iklan promo 4.4 Mega Shopping Day dengan mengingatkan calon pembelinya untuk tidak ketinggalan promonya, ini bisa jadi dorongan yang kuat bagi pembeli untuk tidak melewatkan tanggalnya dan menikmati promonya.
9. Gunakan Desain yang Unik
Selain peka terhadap perkembangan teknologi, generasi milenial juga peka terhadap desain. Maka harus dihindari desain yang asal-asalan atau terlihat kuno saat mempromosikan produk ke milenial. Desain yang terlihat menarik di mata milenial adalah diantaranta dengan membuat desain unik dan otentik. Contohnya seperti Sasa, brand penyedap rasa yang mempromosikan produknya dengan cara menggunakan animasi khas Jepang untuk mempertontonkan berbagai masakan menggugah selera yang diracik menggunakan bumbu penyedap Sasa. Hal ini tentu saja banyak yang memuji iklan sasa dan videonya sudah ditonton hingga lebih dari tujuh juta kali di Youtube.
10. Libatkan Influencer
influencer adalah orang yang memiliki pengaruh di media sosial, biasanya ditandai dengan jumlah followers yang banyak. Dan profesinya pun beragam, mulai dari youtuber hingga politikus. Banyak milenial yang beraktivitas di media sosial dan influencer kerap menghiasi beranda mereka. Terbukti bahwa lebih dari 50% milenial akan membeli produk yang di promosikan influencer. Jika ingin memanfaatkan “pengaruh” dari influencer, maka bisa melibatkan influencer saat melakukan promosi. Contohnya ada beberapa iklan Bibit menggunakan jasa influencer seperti Raditya Dika dan Deddy Corbuzier untuk mempromosikan aplikasinya. Kedua influencer tersebut memang terkadang membahas topik investasi di dalam kontennya. Sehingga, target pengguna Bibit sesuai dengan audiens mereka.
Jika Anda pebisnis yang menjual produk/jasa apapun dan ingin meningkatkan penjualan bisnis, maka Anda perlu memiliki situs website toko online untuk mempromosikan produk. Anda dapat membuat website toko online di Jasa Pembuatan Website Toko Online Profesional. Dengan bantuan dari jasa pembuatan website akan membatu anda untuk mewujudkan situs website yang di dambakan.
Terimakasih dan semoga bermanfaat… Salam sukses untuk kita semua ?